Tuesday, October 1, 2013

Dari Ta'aruf ke Ta'aruf

"Buseet gue dipanggil perempuaaaan" [ketawa guling-guling]

Ups, bukan kalimat thoyyibah ya itu? [tersipu-sipu] (lantas berdengung-dengung pesan ustadzah bahwa Allah ingin setiap kejadian dikomentari dengan tepat, menggunakan kalimat-kalimat thoyyibah)

Baiklah, mari dilanjutkan dengan istighfar dan tasbih. Semoga Allah mudahkan dalam menjaga lisan, tapi sungguh, kalimat itulah yang terlintas dalam benak saya saat di-address dengan kata perempuan (mungkin pertanda diri ini masih harus banyak berlatih untuk jadi salihah, atau diri ini terlalu banyak dijejali ilmu oleh guru-guru semasa sekolah yang berulang-ulang bilang bahwa wanita itu bermakna konotasi positif, dan perempuan berkonotasi negatif). Dan yes, the first time in my life to be called 'perempuan itu' (berasa dipanggil 'bitch' --euuh, lebay.., haha)

Assalamu'alaykum temans,, begitulah salah satu cuplikan saat / pasca ta'aruf yang saya alami (yes, pakai slash, karena kurang jelas juga statusnya sudah di-drop atau atau belum..). Dan ternyata, setiap proses ta'aruf itu merupakan langkah pendewasaan loo.

Hamdalah banyak, banyak, buaaanyak pelajaran yang dapat diambil dari masing-masingnya, and here are the list (biar saya ga lupa dan tetap tersenyum, bersyukur, meski saat ini masih harus berakhir lagi dari ta'aruf ke ta'aruf).

As always, I LOVE numbers, so I will present them in a numbered list [wink]:


1. Ta'aruf itu ada adabnya, nanyain 'udah makan belum' atau ngingetin 'jangan lupa tahajjud ya', BUKAN bagian dari adab ta'aruf. Hati-hati kejebak syaitan lo. Sungguh hati ini mudah terbolak-balik..

2. Orang-orang yang sok care padahal bukan mahram itu termasuk orang yang melanggar adab ta'aruf (atau adab pergaulan antar lawan jenis). Jika dia orang awam, mungkin dia belum paham hukumnya, kewajiban kita untuk mengingatkan, Alhamdulilllaah jadi ladang dakwah. Jika dia orang yang paham agama, hati-hati kemungkinan dia playboy santri (jreng jreengg).

3. Jangan berasumsi seseorang akan paham dengan kata-kata kita, susun ulang dan tanyakan lagi face to face (you'll be surprised on how the answer could be very very different, even the opposite). Penting banget buat pertanyaan atau pernyataan yang menyangkut akidah.

4. Jangan mencoba by pass tanpa perantara (apalagi kalau sengaja tidak ada perantara). Banyak godaan syaitan, bisa masuk ke khalwat loo.

5. Be honest. Just my very plain definition on honest. Don't bother to be diplomatic please, you'll get a terrible stomachache (this stomachache thing is especially true only for me [grin]).

6. Resolve your unfinished business beforehand.

7. BE CALM. People out there are really diverse [grin]

8. Sabar. You could have been waiting for a year without any single news from the other party. This is Indonesia after all. People think that news, slash, confirmation of being rejected is unimportant.

9. Don't mingle into other people past. Everyone has their own past. Respect them. Pray for their best future. Do have specific plans for the future tough. 

10. Hindari ghibah dan membicarakan aib.

12. Be firm with your standard (e.g. no lacking quality in faith, no lovey dovey thing before halal).
And so.., and so... patah hati, melembutkan hati, don't you agree? [another wink]

Barakallaahu fiikum salihah salih, wassalamu'alaykum..