Friday, February 17, 2012

Jangan Ghibah di Dekat Saya, Please..

'Kalo itu kayaknya udah termasuk ghibah deh..,' potong saya (sambil tersenyum jahil) sebelum seorang teman sempat menyelesaikan kalimatnya. Sang temanpun tergelak karena peringatan saya, dan spontan dia ber-istighfar.

Saya pun bertasbih, terkagum-kagum terhadap reaksi teman saya. Seandainya tiap kali kita mengingatkan dan mencegah ghibah reaksi lawan bicara kita seperti itu, betapa indahnya hidup ini.. (Ups, bukan, saya bukan bilang hidup kita sekarang tidak indah -karena,subhanallaah, betapa susahnya mengingatkan sesama untuk menghindari ghibah- hanya saja saya sedang berandai-andai tentang betapa damainya jika proses ingat-mengingatkan itu berlangsung tanpa adanya konflik)

Dan memang Allah telah merancang segala sesuatu dengan sempurna: termasuk tentang hal ikhwal proses ingat-mengingatkan yang tidak bisa semudah membalik telapak tangan itu (atau mungkin tidak semudah memilih 'saya ingin makan apa hari ini' seperti masa-masa saya kuliah dulu). Proses yang panjang ini, bersama setiap langkah kita menuju lebih baik, semoga dapat menggugurkan dosa-dosa kita yang lalu.

Ya ya, jalan menuju surga memang tidak mudah, dan saya sudah meng-azam-kan untuk membangun surga mulai dari sekarang (jadi sudah sepantasnya saya tidak berkeluh-kesah hanya karena masalah kecil di bidang ingat-mengingatkan)

Allaahulmusta'an, Allaahulmusta'an,, Semoga selalu dimudahkan dan dalam lindungan Allah..

dika,
-perjalanan menuju yang pasti

Wednesday, February 15, 2012

Nasihat Sang Kematian

"Ampunan atau kemarahan-Nya,adalah dua pilihan yang harus kita pilih sebelum akhirnya kematian membuat kita tak bisa memilih." - by ustadz Yusuf Mansur

...

Dahsyat memang pesan yang dibawa kematian. Setidaknya, itulah yang saya rasakan saat takziah ke rumah teman saya kemarin.

Tak kuasa diri ini menahan haru kala mobil jenazah tiba. Tak sanggup diri ini mengangkat muka mengingat banyaknya dosa.

Astaghfirullaah, astaghfirullaah, astaghfirullaah..

Benarlah sabda Rasulullaah SAW menjelang akhir usia beliau bahwa maut adalah penasihat terbaik yang tidak bisa bicara.

Saat maut menjemput, saat itulah kita akan mulai penantian menunggu hari pembalasan: dengan siksa atau nikmat kubur

Saat maut menjemput, saat itulah kita tak lagi bisa memilih: akankah Rabb kita ridha atau murka kepada kita

Mari kita lebih banyak mengingat mati, untuk lebih semangat membenahi diri

Saat ini: hidup, bernafas, berbuat, sehat, adalah nikmat yang luar biasa.

Alhamdulillaah, Alhamdulillaah, Alhamdulillaah

Semoga Allah selalu membimbing hati kita agar lurus di jalan-Nya dan memperoleh ridho-Nya


dika
*waktunya muroja'ah, sekarang, sana2, sana!

...

"So many people seemed to be worried about Valentine's Day, Mother's Day, Birthdays, Independence Day, etc. When will people start to be worried about Judgement Day?" - by ♥ I Need Allah In My Life ♥
Powered by Allah, The Most Merciful of All

Monday, February 6, 2012

Nanti Kita Pasti Sendirian Kan?

"kelak..kita akan datang sendiri-sendiri dan pasti melewati shiraath."
(email signature seorang teman)
Sedih rasanya tiap kali harus men-disassable layanan internet di smartphone saya. Selalu terlintas bayang-bayang kesepian akibat tidak ada teman untuk berbagi cerita tiap kali jari-jemari ini mengeketikkan sms UNREG ke sebuah operator telepon: tapi ya,, setiap kali terjadi 'debat' antara logic dan perasaan saya, biasanya logic saya yang menang.

So then, even if I know it hurst, my heart won't complain if my logic ask me to 'be-offline'. (With Allah guide, my logic is smart enough to decide the best for my future life, and my heart will [usually] trust the logic fully - Alhamdulillaah)

Dan begitulah, perdebatan antara hati (yang kadang dikuasai nafsu) dan logika (yang lebih sering merekam keyakinan bahwa 'akhirat itu ada') biasanya berlangsung dan berakhir dengan damai: menyisakan sedikit perih yang kadang menyemburat dengan anggun di cakrawala, atau menggoreskan galau yg terkadang memaksa merasuk hati dengan dikawal para syaitan. (Astaghfirullaah, astaghfirullaah, astaghfirullaah)

...

Alhamdulillaah, kembali Allah menunjukkan Rahman dan Rahiim-Nya yang tak terkira.
Kemarin, saat hati kecil saya mulai berontak dengan kondisi sepi di sekitar saya, saya mendapat email dari seorang teman.

Isi emailnya biasa-biasa saja, namun signature-nya (sebagaimana saya kutip di atas) yang luar biasa. Spontan mata saya berkaca-kaca dibuatnya: hati kecil saya yang semula galau pun berubah menjadi pilu. Pilu karena malu kepada Allah. Pilu karena kembali teringat tumpukan dosa-dosa saya.
Teman saya benar: di sana kita pasti sendirian. Dan kalau di sana kita sendirian, pantaskah saya sedih dan nelangsa hanya karena 'merasa' tidak memiliki teman yang bisa dihubungi di sekitar saya? Pantaskah saya merengek hanya karena dilatih mandiri oleh Allah dalam rentang waktu yang sebentar?

Sebentar? Iya, sebentar.

Karena perjalanan ke akhirat akan memakan waktu yang panjang dan lama. Bahkan sangat panjang jika dibandingkan kehidupan di dunia (terlebih lagi jika dibandingkan beberapa hari atau beberapa bulan kesepian di dunia). Lama kita menunggu di alam kubur pun bisa berkali-kali lipat dari umur hidup kita di dunia.
Semoga Allah menerima dan meridhoi amal-amal kita, serta menganugerahkannya sebagai teman menuju akhirat nanti. (Aamiin)
Sejatinya kita nanti akan sendirian. Maka bersyukurlah jika sekarang kita dilatih untuk menjadi sendirian.
Allaahumusta'an,

dika
berlindung kepada Allah dari godaan syaitan dan hawa nafsu

Saturday, February 4, 2012

Allah is The Greatest


*diambil dari catatan seorang ustadz (afwan, saya lupa nama ustadznya, kemungkinan Ustadz Setiawan atau Aa' Gym)

...

Bersiap-siaplah untuk selalu resah, sesak, sempit, terhimpit dan gundah gulana, bagi mereka :

1) Yang menjadikan selain Allah sebagai kekasihnya.

2) Yang lebih bergantung pada makhluq dibanding al-Khaliq.

3) Yang cintanya pada Allah mendua.

4) Yang harinya disibukkan oleh dunianya dan lalai dari akherat.

5) Yang untung-ruginya dihitung berdasarkan perhitungan manusia.

6) Yang merasa memiliki setiap ruas jasadnya dan setiap jengkal hartanya adalah miliknya.

7) Yang bersahabat bukan karena ketaqwaan.

8) Yang tidak takut pada Allah dengan segala siksa-NYA.

9) Yang lebih memikirkan penilaian manusia dibanding keredhaan Allah.

10) Yang cita-citanya berbatas dinding kematian dan tidak melampau sampai ke surga-NYA.

Bersiaplah untuk selalu merasa tersiksa, ketika ambisi di hati hanya untuk mengejar dunia dengan segala kenikmatannya. Karena ketenangan dan kedamaian hanya milik mereka yang menggantungkan cinta dan harapnya kepada Allah semata.

...

Barakallaahu fiik,


dika
*image is taken from profile picture of (I'm muslim & I'm proud) facebook fanpage