Monday, February 6, 2012

Nanti Kita Pasti Sendirian Kan?

"kelak..kita akan datang sendiri-sendiri dan pasti melewati shiraath."
(email signature seorang teman)
Sedih rasanya tiap kali harus men-disassable layanan internet di smartphone saya. Selalu terlintas bayang-bayang kesepian akibat tidak ada teman untuk berbagi cerita tiap kali jari-jemari ini mengeketikkan sms UNREG ke sebuah operator telepon: tapi ya,, setiap kali terjadi 'debat' antara logic dan perasaan saya, biasanya logic saya yang menang.

So then, even if I know it hurst, my heart won't complain if my logic ask me to 'be-offline'. (With Allah guide, my logic is smart enough to decide the best for my future life, and my heart will [usually] trust the logic fully - Alhamdulillaah)

Dan begitulah, perdebatan antara hati (yang kadang dikuasai nafsu) dan logika (yang lebih sering merekam keyakinan bahwa 'akhirat itu ada') biasanya berlangsung dan berakhir dengan damai: menyisakan sedikit perih yang kadang menyemburat dengan anggun di cakrawala, atau menggoreskan galau yg terkadang memaksa merasuk hati dengan dikawal para syaitan. (Astaghfirullaah, astaghfirullaah, astaghfirullaah)

...

Alhamdulillaah, kembali Allah menunjukkan Rahman dan Rahiim-Nya yang tak terkira.
Kemarin, saat hati kecil saya mulai berontak dengan kondisi sepi di sekitar saya, saya mendapat email dari seorang teman.

Isi emailnya biasa-biasa saja, namun signature-nya (sebagaimana saya kutip di atas) yang luar biasa. Spontan mata saya berkaca-kaca dibuatnya: hati kecil saya yang semula galau pun berubah menjadi pilu. Pilu karena malu kepada Allah. Pilu karena kembali teringat tumpukan dosa-dosa saya.
Teman saya benar: di sana kita pasti sendirian. Dan kalau di sana kita sendirian, pantaskah saya sedih dan nelangsa hanya karena 'merasa' tidak memiliki teman yang bisa dihubungi di sekitar saya? Pantaskah saya merengek hanya karena dilatih mandiri oleh Allah dalam rentang waktu yang sebentar?

Sebentar? Iya, sebentar.

Karena perjalanan ke akhirat akan memakan waktu yang panjang dan lama. Bahkan sangat panjang jika dibandingkan kehidupan di dunia (terlebih lagi jika dibandingkan beberapa hari atau beberapa bulan kesepian di dunia). Lama kita menunggu di alam kubur pun bisa berkali-kali lipat dari umur hidup kita di dunia.
Semoga Allah menerima dan meridhoi amal-amal kita, serta menganugerahkannya sebagai teman menuju akhirat nanti. (Aamiin)
Sejatinya kita nanti akan sendirian. Maka bersyukurlah jika sekarang kita dilatih untuk menjadi sendirian.
Allaahumusta'an,

dika
berlindung kepada Allah dari godaan syaitan dan hawa nafsu

No comments:

Post a Comment