Tuesday, January 31, 2012

Saya, Edisi Iseng


Ketahuilah, sebenarnya iseng itu tidak baik, hehe

Setelah satu minggu menjadi penguasa lantai dua sebuah tempat kos (dan akhirnya saya tergusur di sudut kamar karena tiba-tiba ada penduduk lain yang datang -ehm, ini kosan adik saya, wajar kalau penduduk yang lain laki-laki; yang tidak wajar itu saya, bisa tiba di kosan orang, di kota lain, tanpa bawa baju ganti [demi sebuah mimpi: masuk syurga]: needless to say, setelah penduduk lain tersebut tiba, saya tidak bisa leluasa keluar masuk kamar dengan mengenakan baju-baju adik saya, hehe..), akhirnya saya menemukan sebuah kegiatan yang cukup penting (penting menurut saya tentunya)

Diawali dari membaca status facebook seorang kenalan yang mengingatkan tentang kesopanan saat memasang foto kita di internet, saya pun mendadak panik karena saya telah mengenal internet sejak lama, bahan jauh sebelum saya mengenakan hijab. Setelah serangan panik beberapa menit, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan sweeping terhadap seluruh akun saya (yang masih saya ingat tentunya.. - semoga Allah memaafkan foto-foto yang bertebaran di akun-akun yang sudah saya lupakan..). Sekedar memastikan bahwa gambar-gambar dan foto-foto yang termuat di situ sudah sopan.

Mungkin orang bilang saya kurang kerjaan, tapi saya bilang: me-remove foto-foto yang tidak sesuai syar'i masih jauh lebih berguna daripada duduk bengong di kosan orang, hehe (jangan tanya kenapa saya tidak jalan-jalan ke Daarut Tauhiid, atau i'tikaf ke masjid, atau datang ke majelis ilmu -ceritanya panjangh, pake 'h' biar manteb)

Dan project 'iseng' ini pun dimulai

Alhamdulillaah saya bukan termasuk golongan narsis. Itu pun saya sudah berkerut-kerut melihat 80 foto yang ada profile saya, sebagian besar karena di tag oleh kawan saya. Mata saya berkunang-kunang sempurna setelah saya selesai dengan project facebook

Sesudahnya, saya membuka arsip blog saya (yang sudah dibuat sejak tahun 2003 dan postingnya mencapai 300 lebih). Subhanallaah, pusing sempurna saya dibuatnya. Sempat berfikir untuk men-delete semua post saya yang lama, namun saya urungkan (dengan alasan eman-eman: itu adalah kenangan perjalanan hidup saya). Cukup bimbang juga, tapi akhirnya saya putuskan untuk meng-combine beberapa blog saya menjadi satu di address ini: http://apradika.blogspot.com sambil berdo'a dalam hati memohon agar ditunjukkan jalan yang lurus: keeping or deleting the old blog(s)

Subhanallaah, Allah begitu sayangnya kepada saya. Baru kemarin saya berdo'a, hari ini seorang teman menanyakan tentang hukum memasang foto wanita di internet. (Pertanyaan ini eventually mengantarkan saya pada keputusan untuk menghapus blog-blog saya yang lama: lebih ahsan).

Saya pun akhirnya tergerak untuk browsing artikel-artikel islami tentang hukum menggambar, membuat foto, memasang foto dan gambar, serta menggunakannyaa dalam iklan (meskipun saya telah dengan lugas menjawab pertanyaan teman saya dengan:'maaf, saya belum paham [sambil nyengir],' tapi browsing artikel tetap lebih berguna daripada duduk diam di kosan orang kan? hehe)

Memang masih terdapat khilafiyah atau perbedaan pendapat pada artikel-artikel yang saya temukan tadi. Namun, garis tengahnya,  hadist-hadist shahih tetap mengharamkan gambar mahluk bernyawa. Pembuatan foto mahluk bernyawa masih diperbolehkan (sebagian menganggap haram dan hanya dihalalkan dalam keadaan daruat seperti saat pengurusan administrasi), namun memasang foto-foto tersebut tidak diperbolehkan. Dan yang juga disepakati adalah haramnya menggambar kepala (karena merupakan inti dari mahluk bernyawa -meskipun, jika hanya digambar kepala-nya saja, tetap tidak bernyawa). Salah satu artikel dalam http://almanhaj.or.id bahkan mengulas tentang ke-haram-an menyimpan foto mahluk bernyawa (meskipun dari website-website lain menyampaikan bahwa foto-foto tersebut boleh disimpan untuk sekedar kenang-kenangan, asalkan tidak dipajang).

Dalam salah satu tanya jawab di artikelnya, ustadz juga mengemukakan tentang bentuk kehati-hatian kita dalam menggambar sesuatu yang bernyawa; termasuk dalam mengambar smiley atau emoticon (yang biasa digunakan untuk mengekspresikan sedih, marah, tertawa, tersenyum, dsb) karena tetap merupakan hal yang menyerupai kepala. (Wallaahu a'lam)

Alhamdulillaah, berbekal pengetahuan baru dari link-link tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk men-delete post-post lama dari blog saya (mind you, terlalu banyak emoticons bertebaran di setiap post, pastilah saya bakal pusing sempurna jika harus menghapusnya satu-per satu, hehe). Sementara ini, saya convert semua post tersebut menjadi draft, dan insya Allah, setelah di-edit, nanti akan saya re-publish jika diperlukan.


Well, let the past be the past. (Terlalu banyak mengenang masa lalu juga tidak baik, and my old blogs were simply a pile of my past..) Bismillaah untuk hari ini dan esok yang lebih baik, insya Allah.


Salam,

dika
to live a life

Monday, January 30, 2012

I Wanna be With Them!!




*inhale: trying to construct my words - it's gonna be a long post with lots of topics at once, hopefully I could arrange it in an understandable lines

All started few days ago, when everyone was aware about cigarettes' colonialism in my country. I sit back still: it was my dissertation topics four years ago, and those people just aware about that issue few days ago (Subhanallaah)

That was enough for a shock, at least I finally understood why nobody 'care' about why commercials on smoking keep appearing nor why number of smokers keep increasing: because nobody aware of the danger of smoking nor the money that we -a poor country- donate to the US, a home of the biggest (and heartless) cigarette company, [at least (maybe) nobody aware of those facts before the video were being widely shared through youtube and facebook]

Today, I was even more shock to see reactions of several people after reading and watching a story of a binmen in Jakarta. (click here for Indonesian news)

Nothing seems so wrong about their reactions. Nothing: according to most people, but not for me.

Some of those reactions (and those are from well known people; someone with influential position in government) are just weird: as if they only know a sad story about Jakarta's binmen through the recent news and video; as if they always think that those people are fine

[get alive will you?! those people are exist!! they are everywhere around us!! They might be our neighbors, maybe our acquittance - where have you been ladies? *and gentlemen of course]

So I really am furious: we live in a place full of ignorant people here (not all are ignorant of course, but watching the news, I'm speechless..)

Our road to heaven is still long way to go (do you honestly think that Allah will let us enter His jannah if we do nothing about our brother and sisters who are being colonized by cigarettes or suffer from poverty? Do you really?)

---

The long journey should be started soon, very soon, we (and especially I) don't want to run out of the time..

I wanna be with them!! - contributing in any way I could to lessen their suffering..

It's been my goal since four years ago (I clearly remember that the starting time should be on September this year). May Allah give me the skills, knowledge, and all necessary things to be close to them


dika
to live a life (with Allah's bless insya Allah)

Friday, January 27, 2012

Kepada Para Wanita (termasuk saya)

Karena taukah kamu?
Bila surga dan nerakamu terletak pada ketaatanmu kepadanya.


Membaca catatan dari seorang kenalan, kemudian teringat dengan pasan para wanita generasi salaf kepada para suaminya: "berhati-hatilah dalam mengumpulkan harta untuk menafkahi keluargamu, karena istri dan anakmu ini lebih tahan lapar daripada harus menanggung panasnya api neraka"


Subhanallaah, adakah kita?



*again, I'm considering the unconsiderable (tapi sepertinya, ini sudah jalan yang terbaik, Insya Allah)

Saturday, January 21, 2012

Mulai dari Sekarang

"Wahai para muslimah kami sbg suami sangat banyak godaan diluar maka berpenampilanlah dihadapan suamimu seperti kau hendak keluar rumah"

Sebuah kalimat yang singkat tapi cukup membuat saya termenung beberapa lama: 'kenapa ya, kalau di rumah kita (ehm, maksudnya saya) cenderung berpenampilan seadanya (coba cek dari pakaian yang dikenakan, tatanan rambut, polesan wajah,, haduw..), sedangkan kalau ke luar rumah justru ingin tampil serba wah?'

Dan biasanya, alasan saya yang itu-itu lagi (dandannya nanti aja, kalau di depan suami) selalu sukses membuat saya tetap berpenampilan seadanya saat di rumah, padahal kan segala sesuatu itu butuh proses dan latian. Akan susah kalau seseorang yang terbiasa melakukan suatu hal harus tiba-tiba merubah kebiasaannya. Toh gak ada salahnya kalau berhias di depan ayah ibu kan? Masih muhrim juga, hehe

Semoga setiap langkah dari kita untuk memperbaiki diri diridhoi Allah sebagai ikhtiar untuk menggenapkan separuh agama kita (dan lebih dari itu, untuk menuju surga-Nya), aamiin

Selamat menikmati Qiyyamul Lail ya, barakallaahu fiikum :)


dika
Powered by Allah, The Most Merciful of All :)

Thursday, January 12, 2012

Being a Lecturer

'Don't invent new things on your conclusion! :D' -that voice, those word, his smirk- I remember it clearly



Tiba-tiba terlibat dalam bisnis penyusunan dan editing skripsi, dan tentunya saya jadi inget skripsi saya jaman baheula dulu (segala puji bagi Allah yang menyelamatkan saya dari situasi genting saat itu :D)



Dan tentunya, ingat tentang skripsi pasti jadi ingat ke si bapak itu (eh, dia bapak2 gitu? Ga juga kayaknya :D - hi there you, the agnostic prince, how is life?)



Dan dia adalah orang yang mengingatkan saya pada semangat saya untuk menjadi seorang guru (well, in his case, a lecturer) - tentang bagaimana dia nyengir-nyengir dan sabar menghadapi pertanyaan bertubi-tubi dari mahasiswanya (erm, iya, mahasiswanya itu saya maksudnya :P) meskipun he literally has no clue about what I was talking (ya iya, lha dia dosen IT, saya nanya tentang finance - bless us for not having any finance lecturer yet having finance as one of our majors), dan tentang semangatnya mengajar benar-benar membuat saya takjub. (Ngajar empat gelintir murid pun dia jalanin dengan penuh antusias)



Cuma kok jadi dosen di sini (dan bagi saya) tetep merupakan 'bisnis' yang complicated ya.. (Mungkin saya-nya yang emang kompleks and like-to-complicate-things.. :P)



Dan karena memperumit sesuatu itu tak baik,, maka marilah kita hold dulu impian kanak-kanak itu untuk jangka panjang.. :D



Trus, Resolusi 2012-nya apa?



Ramadhan yang lebih baik dari tahun lalu, I'tikaf yang lebih baik dari tahun lalu, Baitullaah, dan -overall- membangun syurga hari ini (salah satunya dengan menggenapi separuh agama, semoga, insya Allah, aamiin) :)



Barakallaahu fiikum ya temans :)



Powered by Allah, The Most Merciful of All :)