When you live in the dark room, you can choose to see the darkness in the room, or the colors outside.
Beberapa minggu yang lalu, saya tiba-tiba dapat wangsit untuk install Netflix, aplikasi untuk streaming video dari hp yang terhubung ke internet. Sedikit aneh memang, secara saya sendiri sudah bertahun-tahun tidak menonton televisi. Padahal televisi gratis, dan Netflix, pada umumnya, berbayar. Saya katakan pada umumnya karena (tentu saja) yang kemarin masih gratis. One month trial, bahasa kerennya.
...
Dalam masa trial itu, saya membenamkan diri dalam beberapa serial Korea kekinian. Sebetulnya, niat saya untuk mencari inspirasi move on, tapi entah kenapa justru tertaut pada beberapa serial Korea. Mungkin karena setting tempatnya, juga budaya kerjanya, tak jauh beda dengan budaya kerja di Amersfoort dan Amsterdam, my two most beloved cities.
Dan saya menyebutnya serendipity, alias serangkaian kejadian (yang terlihat seperti kebetulan, Namun pada hakikatnya sudah dirancang dengan sangat sempurna oleh Allah) yang mendatangkan banyak kebaikan.
Dari beberapa serial itu, satu benang merah yang saya simpulkan adalah cara para tokoh utama dalam menyelesaikan (atau melupakan) masalah.
Any guess?
Rite.
By being drunk.
And yet, magically they survived, get back to being the real them just in time, and make a final (and perfect) come back.
Saya yakin, bahwa dalam kehidupan nyata, menyelesaikan masalah tidak semudah mabuk-mabukan dan bangkit begitu saja. Ada proses yang mendalam. Ada proses yang tidak singkat. Dan tentunya proses yang tidak singkat itu akan menjadi lebih panjang jika ditambah dengan waktu yang dihabiskan untuk being wasted.
Dari situ saya merasa tertampar. Jika mereka yang tak percaya Tuhan saja, semudah itu untuk bangkit, semudah itu untuk kembali menunjukkan sisi terbaik dari diri mereka, kenapa saya harus memilih jalan yang lebih rumit?
Saya ingin bangkit.
Move on.
Move up.
At all cost.
Akrena saya punya Allah. Dan Allah nanti akan meminta pertanggujawaban atas setiap waktu yang saya habiskan.
...
Mungkin, bukan suatu penyadaran yang biasa. Mengingat prosesnya pun cukup unik. Tapi saya yakin, Allah selalu menyambut niat baik hamba-Nya.
No comments:
Post a Comment